bgibola 1 live

hasil copa libertadores - Warga RI Makin Doyan Utang, Produk Paylater Tumbuh 37% per Juli 2024

2024-10-08 02:16:52

hasil copa libertadores,fungame77,hasil copa libertadores

Jakarta, CNBC Indonesia -Pengguna pay laterdi Indonesia kini makin meningkat. Kebiasaan sebagian masyarakat Indonesia untuk mendapatkan barang dengan segera dan membayarnya nanti kini sudah menjadi tradisi di sebagian kalangan.

Dalam siaran pers RDK bulan Agustus 2024 pada 6 September 2024, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat piutang pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) atau pay laterperusahaan pembiayaan tumbuh signifikan pada periode Juli 2024.

Porsi produk kredit buy now pay later(BNPL) perbankan sebesar 0,24%, terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi. Per Juli 2024 baki debet kredit BNPL tumbuh 36,66% secara tahunan (yoy) dibandingkan dengan periode Juni 2024 sebesar 49,43% menjadi Rp18,01 triliun, dengan total jumlah rekening 17,90 juta, naik dibandingkan periode Juni 2024 sebesar 17,48 juta.

Baca:
Top! Taipan Prajogo Pangestu Diramal Sejajar Elon Musk pada 2028

Selain itu, tingkat risiko kredit untuk BNPL perbankan pun turun ke level 2,24%, dibandingkan dengan periode Juni 2024 sebesar 2,5%.

Adapun, kinerja fungsi intermediasi perbankan terus melanjutkan tren peningkatan. Pada Juli 2024, secara bulanan (mtm) kredit meningkat sebesar Rp36,21 triliun, atau tumbuh sebesar 0,48% (mtm). Adapun secara tahunan, pertumbuhan penyaluran kredit melanjutkan catatan double digit growth sebesar 12,40% secara tahunan (yoy), naik dibandingkan periode Juni 2024 sebesar 12,36% menjadi Rp7.514,6 triliun, didorong oleh kredit korporasi yang tumbuh sebesar 18,06%, dibandingkan Juni 2024 sebesar 17,51%.

OJKFoto: OJK

Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 15,20%, diikuti oleh Kredit Modal Kerja 11,60%, sedangkan Kredit Konsumsi 10,98%. Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 14,51% (yoy).

Sejalan dengan Kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada Juli 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 7,72% (yoy), turun dari Juni 2024 sebesar 8,45% (yoy) menjadi Rp8.686,7 triliun, dengan giro menjadi kontributor pertumbuhan terbesar yaitu 10,73% (yoy).

Likuiditas industri perbankan pada Juli 2024 memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 109,20, naik dibandingkan Juni 2024 sebesar 112,33% dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat 24,57%, naik dibandingkan Juni 2024 sebesar 25,37%, dan masih di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%.

Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL gross perbankan yang relatif stabil di level 2,27%, naik tipis dibandingkan Juni 2024 sebesar 2,26% dan NPL net sebesar 0,79%, dibandingkan Juni 2024 sebesar 0,78%. Loan at Risk (LaR) juga menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 10,27%, turun dibandingkan Juni 2024 sebesar 10,51%. Rasio LaR tersebut juga mendekati level sebelum pandemi yaitu sebesar 9,93% pada Desember 2019.

Secara umum, tingkat profitabilitas bank (ROA) masih tetap tinggi sebesar 2,69%, naik dibandingkan Juni 2024: 2,66%, yang menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan stabil.

Baca:
Bank Sentral China Stop Beli 4 Bulan, Harga Emas Mulai Koreksi!

Ketahanan perbankan juga tetap kuat tercermin dari permodalan (CAR) yang berada di level tinggi dan meningkat yaitu sebesar 26,61%, dibandingkan Juni 2024 sebesar 26,09% dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global.

Sementara itu, dalam rangka penegakan ketentuan dan pelindungan konsumen di sektor perbankan, khususnya terkait dengan pemberantasan judi online yang berdampak luas pada perekonomian dan sektor keuangan, OJK telah meminta bank untuk menindaklanjuti penyelesaian pengaduan nasabah terkait pemblokiran rekening sehubungan dengan aktivitas judi online dengan segera melakukan Enhance Due Diligence (EDD) dan melaporkan hasilnya kepada pengawas OJK, serta melaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dalam hal berdasarkan hasil analisis ditemukan adanya transaksi keuangan mencurigakan atas rekening yang dimiliki oleh nasabah tersebut.


CNBC Indonesia Research

[email protected]

(saw/saw) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">