Papua Nugini menjadi sorotan usai terjadi kerusuhan di negara tetangga Republik Indonesia belakangan ini.

Kerusuhan bermula setelah sekelompok tentara polisi, dan sipir, melakukan, pemogokan usai pemogokan karena pemotongan gaji tanpa alasan.

Warga yang tak puas dengan pemerintah ikut dalam aksi tersebut. Kerusuhan pun pecah dan menyebar ke Kota Lae.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hari ini, kami menyerukan keadaan darurat selama 14 hari di ibu kota negara kami," kata Marape dikutip AFP.

16 orang tewas gegara kerusuhan

Korban tewas imbas kerusuhan di Papua Nugini, bertambah menjadi 16 orang pada Jumat.

Jumlah korban tersebut merupakan akumulasi data dari Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby, dan Kota Lea.

Siagakan 1.000 tentara

Pihak berwenang Papua Nugini juga telah menyiagakan 1.000 tentara selama status darurat ditetapkan.

Mereka berpatroli di jalan-jalan Port Moresby.

Lihat Juga : Pangeran Saudi MbS Lantang Bersuara soal AS-Inggris Serang Yaman

China sewot ke Papua Nugini

Kementerian Luar Negeri China melayangkan protes ke Papua Nugini pertokoan warga mereka jadi sasaran kerusuhan.

"Kedutaan besar China di PNG telah mengajukan perwakilan ke pihak Papua Nugini atas serangan terhadap toko-toko China," demikian rilis Kedubes China, dikutip South China Morning Post, Jumat.

Lebih lanjut, Kedubes China menerangkan tak ada korban yang tewas dalam insiden itu. Namun, dua warga Negeri Tirai Bambu ini mengalami luka-luka.

Sementara itu, juru bicara Kemlu China Mao Ning mengatakan China meminta PNG untuk mengambil langkah efektif lebih lanjut.

"[Ini] untuk menjamin keselamatan warga negara dan bisnis China, dan menghukum pelakunya dengan berat," ujar Mao Ning.

Lihat Juga : China Sewot karena Tetangga RI Papua Nugini Rusuh, Kenapa?

Pertokoan hingga bank mulai buka

Menurut warga di Port Moresby Maho Laveil banyak bank, pompa bensin, dan toko kelontong yang mulai dibuka kembali.

"Toko-toko dibuka, stasiun pengisian bahan bakar telah dibuka, transportasi umum telah dibuka. Orang-orang kembali bergerak. Ada rasa damai," kata Maho kepada AFP.

Lebih lanjut, Maho menerangkan terdapat peningkatan jumlah polisi dan militer di sekitar ibu kota.

Ia lalu menduga potensi kerusuhan akan pecah "pada malam hari."

Gubernur di Papua Nugini mundur

Gubernur di Papua Nugini mengundurkan diri usai kerusuhan meletus di negara tetangga hingga menetapkan status darurat dua pekan.

Tony Wouwou selaku Gubernur Sepik Barat menjadi anggota parlemen ketujuh yang mundur dari pemerintahan James Marape.

Pengunduran diri ini tercantum dalam surat yang diajukan ke Sang PM tertanggal 11 Januari, dikutip media lokalPost Courier.

Lihat Juga : 4 Negara Ikut AS-Inggris Gempur Yaman, Ada Negara Arab dan Tetangga RI

"Bapak Perdana Menteri dengan segala hormat, saya ingin memberi tahu Anda terkait keputusan saya sebagai anggota DPRD dan Gubernur Provinsi Sepik Barat mengundurkan diri dari pemerintahan Anda karena situasi sekarang dan kejadian yang dihadapi negara kita," kata WouWou di surat itu.

Lebih lanjut, Wouwou mengaku kaget dan malu dengan kerusuhan serta penjarahan yang terjadi di dua kota Papua Nugini.