bgibola 1 live

peluru torpedo - RI Butuh Dana Rp 30 Triliun Bangun Gudang BBM, Gak Kalah Sama Amerika

2024-10-07 23:44:59

peluru torpedo,35 togel 2d,peluru torpedo

Jakarta, CNBC Indonesia- Indonesia akan memiliki Cadangan Penyangga Energi (CPE) demi menjaga ketahanan energi. Cadangan tersebut diperkirakan membutuhkan anggaran sekitar Rp 30 triliun.

Ketentuan CPE baru saja ditandatangani Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 96 tahun 2024.

Dalam Pasal 2 disebutkan bahwa penyediaan CPE, bertujuan untuk menjamin ketahanan energi nasional, mengatasi krisis energi dan darurat energi, serta melaksanakan pembangunan berkelanjutan.

"Diperlukan pengaturan cadangan penyangga energi sesuai kondisi dan ketersediaan energi setempat dengan memperhatikan komitmen nasional terhadap pembangunan berkelanjutan bagi energi bersih dan terjangkau. Penyediaan CPE merupakan kewajiban yang harus disediakan oleh pemerintah pusat," tulis Pasal 2 ayat (1), dikutip dari Perpres.

Baca:
Tok! Jokowi Tetapkan Stok BBM Bensin Nasional Sampai 9,64 Juta Barel

Jenis CPE yang dimaksud seperti bahan bakar minyak jenis bensin (Gasoline) yang digunakan sebagai bahan bakar transportasi, Liquefied Petroleum Gas (LPG), hingga minyak bumi sebagai bahan baku keperluan operasi kilang minyak.

Dalam Perpres disebutkan jenis dan jumlah CPE yang akan dicadangkan, diantaranya:

a. Bahan bakar minyak jenis bensin (gasoline) sejumlah 9,64 juta barel

b. Liquefied Petroleum Gas (LPG) sejumlah 525,78 ribu metrik ton

c. Minyak bumi sejumlah 10,17 juta barel.

Pendanaan PCE berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan sumber pendanaan lainnya yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Perhitungan CNBC Indonesiadengan melihat harga komoditas per hari ini, Rabu (3/9/2024) menunjukkan dana yang dibutuhkan sekitar Rp 28,14 triliun atau sekitar Rp 30 triliun. Kebutuhan terbesar adalah untuk gasoline atau bensin yakni Rp 11,65 triliun disusul dengan minyak bumi sebesar Rp 11,56 triliun, dan LPG sebesar Rp 4,93 triliun.

Harga minyak LPG yang dipakai adalah propane Saudi Aramco, harga minyak bumi yang dipakai adalah brent sementara harga gasoline berdasarkan kontrak 3 bulan Singapore Mogas 92 unleaded (Platts).

PCE Cukup Berapa Hari?
Data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023 menunjukkan kebutuhan bahan bakar di Indonesia sekitar 1,527 juta barel per hari (bph).

Kebutuhan terbesar adalah untuk minyak mentah disusul Pertalite (Ron 90).
Data minyak bumi dihitung dari total oil refinery input yang mencapai 907.000 bph. Dengan melihat data alokasi PCE maka kecukupan untuk cadangan minyak bumi hanya mencakup 11,21 hari.

Data BBM jenis bensin (gasoline) sudah menghitung seluruh jenis yakni Gasoline RON 95, Gasoline RON 92, dan Gasoline RON 90.
Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics, konsumsi ketiga jenis Gasoline tersebut mencapai 36.023.536 KL. Bila dikonversi ke barel maka jumlahnya menjadi 226.563.119 barel.

Konsumsi per tahun tersebut kemudian 365 hari maka kebutuhannya menjadi 620.721 bph. Bila merujuk pada alokasi CPE maka ketahanan gasoline mencapai 15,55 hari.

Sementara itu, cadangan LPG dialokasikan 525.780 metrik ton. Data Handbook menyebut kebutuhan LPG harian Indonesia adalah 22.638 metrik ton.

Dengan melihat alokasi dan kebutuhan maka cadangan LPG diperkirakan hanya memenuhi kecukupan 22 hari.
Untuk menghitung kebutuhan anggaran, CNBC menggunakan harga LPG Saudi Aramco,jenis Propana.

Amerika Hingga Filipina Sudah Punya Cadangan Energi
Cadangan Pasokan Energi bukanlah hal baru di dunia. Sejumlah negara bahkan sudah jauh menerapkan kebijakan tersebut. Cadangan terbesar dimiliki Amerika Serikat (AS) dengan Cadangan Minyak Strategis (SPR) nya.

SPR adalah stok besar minyak mentah dan/atau produk minyak yang disimpan di fasilitas milik AS. Penumpukan dan penarikan pasokan, mulai dari spesifikasi dan volume produk yang akan disimpan hingga kondisi yang diperlukan untuk penarikan harus diteliti dan dirumuskan oleh lembaga pelaksana, serta disetujui oleh lembaga terkait.

SPR diinisiasi Presiden Gerald Ford pada 1975 setelah embargo minyak Arab menyebabkan lonjakan harga bensin dan menghancurkan ekonomi AS yang saat itu menjadi importir besar.
Sejak saat itu, para presiden telah menggunakan stok cadangan ini untuk menstabilkan harga saat terjadi gejolak pasar karena geopolitik, bencana, atau keadaan darurat yang menyebabkan gangguan pasokan minyak global.
Penggunaan pasokan dalam jumlah besar dilakukan pada 2022 setelah perang Rusia-Ukraina melambungkan harga energi.

Presiden Joe Biden mengumumkan penjualan 180 juta barel minyak selama enam bulan, yang merupakan penjualan SPR terbesar hingga saat ini. AS juga melakukan penjualan sebanyak 38 juta barel pada Maret 2022 yang telah diperintahkan oleh Kongres.

Per Agustus 2024, Cadangan Minyak Strategis (SPR) di Amerika Serikat mencapai 374,5 juta barel atau cukup minyak untuk memenuhi kebutuhan minyak negara tersebut selama 61 hari.

Tak hanya AS, sejumlah negara juga memiliki cadangan energi seperti Filipina, Malawi, Afrika Selatan, China, India, Jepang, Singapura, hingga Korea Selatan.

CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbc indonesia.com

(chd/chd)