bgibola 1 live

daftar pemain psm 2023 - Ingat Bunda, Jangan Berikan SKM untuk Balita

2024-10-09 05:02:58

daftar pemain psm 2023,buku mimpi kemeja,daftar pemain psm 2023PONOROGO, Jawa Pos Radar Madiun – Menurunkan angka stunting secara signifikan butuh perjuangan ekstra. Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mendefinisikan ikhtiar itu sebagai gotong-royong. Meskipun di lapangan berbagai persoalan kerap muncul.

Belum lama ini, viral di jagad maya seputar paket pemberian makanan tambahan (PMT) posyandu Desa Bajang, Mlarak, Ponorogo yang berisi susu kental manis (SKM). Postingan warga desa setempat yang mempertanyakan SKM untuk menangani stunting itu kian booming setelah dijadikan story di Instagram dr Tan Shot Yen, ahli nutrisi.

Kepala Desa Bajang Sri Nuryanti menjelaskan, PMT SKM tidak dikonsumsi untuk balita. Melainkan sebagai bahan pelengkap konsumsi makanan. Penjelasan itu telah disampaikan kepada warga penerima sedari awal.

PMT tidak hanya SKM, ada juga telur untuk kandungan proteinnya. ‘’Ada 18 balita yang berat badannya relatif stagnan maka untuk antisipasinya kami berikan makanan tambahan,’’ kata Sri Nuryanti.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo telah melakukan klarifikasi ke pihak desa. Sub Koordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat Dinkes Ponorogo Lis Suwarni menegaskan bahwa PMT itu merupakan stimulus. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran keluarga dalam memperhatikan kebutuhan gizi balita.

‘’Susu kental manis tidak direkomendasikan untuk makanan utama balita apalagi penanganan stunting. Jadi pihak desa memberikan bantuan untuk stimulus, untuk pelengkap saja. Bisa diolah untuk makanan atau untuk ibu,’’ kata Lis.

Menanggapi itu, Kang Giri mengingatkan pentingnya ngangsu kawruh. Dia mengapresiasi seluruh pihak. Baik dari desa yang telah mengalokasikan anggaran untuk mencegah stunting. Serta masyarakat yang ikut mengawasi.

‘’Ini jadi  pengetahuan kita bersama, karena memang susu kental manis itu bukan diminumkan untuk balita. Melainkan untuk campuran seperti membuat puding,’’ jelas bupati.

Kang Giri berpesan agar pemerintah desa tidak segan mengalokasikan anggaran desa untuk penanganan stunting. Pemkab bakal menggandeng kader posyandu yang dapat membantu memilihkan bahan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk penanganan stunting. ‘’Desa tidak perlu takut mengeluarkan anggaran untuk penanganan stunting,’’ pesannya.

Diketahui, prevalensi stunting di kabupaten ini turun drastis dari 20 persen (2021) menjadi 14,2 persen (2022). Tahun ini, ditarget turun hingga 7 persen. ‘’Target nasional pada 2024 itu 14 persen, tahun ini kita sudah 14,2 persen,’’ pungkasnya. (kid/fin)