Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai situasi hak asasi manusia (HAM) di wilayah Palestina, Francesca Albanese, mengaku menerima ancaman usai menyatakan bahwa Israel melakukan genosida di Jalur Gaza.

"Saya memang mendapat sejumlah ancaman," kata Albanese dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Rabu (27/3), seperti dikutip AFP.

Albanese berkata demikian menjawab pertanyaan wartawan mengenai adakah tekanan yang diterima setelah dia mengungkapkan bahwa Israel melancarkan genosida di daerah kantong Palestina.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Selasa (26/3), Albanese menyatakan ada alasan yang masuk akal untuk percaya bahwa Israel sedang melakukan genosida terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Berdasarkan pengamatannya, Albanese menilai Israel telah melakukan tiga tindakan genosida seperti yang dimaksud dalam hukum, yakni menyebabkan kerugian fisik atau mental yang serius terhadap warga Palestina, menyebabkan kondisi kehidupan warga Palestina di ambang kehancuran, serta melakukan tindakan yang mencegah kelahiran.

Merespons ini, Israel menyatakan ucapan Albanese merupakan "pembalikan fakta yang tak senonoh". Israel membantah telah melakukan genosida terhadap rakyat Palestina dan sebaliknya menyebut militer berperang dengan kelompok Hamas.

Pelapor khusus dan pakar independen seperti Albanese menerima mandat dari Dewan HAM PBB. Namun, mereka bukan staf PBB dan tidak dibayar atas pekerjaan mereka.

Lihat Juga : Kenapa Kapal Kargo Singapura Tabrak Jembatan Baltimore?

Albanese sendiri ditunjuk oleh Dewan HAM PBB pada 2022. Sejak menerima mandat itu, dia mengaku terus-menerus mendapat ancaman.

Selain itu, Albanese juga telah dilarang memasuki Israel sejak bulan lalu karena komentarnya yang membantah serangan Hamas pada 7 Oktober ke sejumlah kota Israel merupakan anti-semit.

Albanese sendiri mengecam serangan Hamas yang menewaskan sekitar 1.160 orang di Israel. Namun, dia tak membenarkan agresi yang kini dilakukan Israel sebagai bentuk pembelaan diri.