Ratusan ribu warga di London, Inggris menggelar aksi unjuk rasa menyampaikan dukungannya untuk Palestina pada Sabtu (11/11).

Pihak kepolisian London menyebut, sekitar 300 ribu orang terlibat dalam aksi tersebut. Sementara berdasarkan keterangan dari penyelenggara demo, disebutkan ada sekitar 800 ribu orang yang terlibat dalam unjuk rasa.

Mereka menuntut Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Ketua Partai Buruh Keir Starmer mendukung seruan gencatan di Gaza.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sangat frustrasi karena pemerintah kita tak mengambil langkah tegas terhadap konflik atau melakukan upaya untuk menghentikannya. Itu tercela," ungkap dia, dikutip The Guardian.

Dia lalu berkata, "Ada banyak anak sekarat di sana."

Peserta lain Rachel Solnick mengungkapkan alasannya ikut turun ke jalan. Ia terkejut dengan narasi pembebasan Palestina yang seolah-olah ada pertentangan atau semacam biner antara keamanan Yahudi dan keamanan Palestina.

Solnick mengaku tak sepakat dengan pembingkaian tersebut.

"Saya pikir banyak dari kita yang punya keturunan Yahudi sangat yakin bahwa yang terjadi di Palestina adalah pembersihan etnis dan kita tak ingin itu terjadi atas nama kita," ujar dia.

"Rasanya sangat penting untuk berkumpul di sini dalam jumlah besar, sebagai orang Yahudi dan sebagai anggota masyarakat Inggris pada umumnya, untuk melawan narasi tersebut," imbuh dia.

Para pedemo ini juga menuntut gencatan senjata sesegera mungkin agar tak lebih banyak nyawa yang melayang.

Dalam video yang diunggah Al Jazeera, banyak di antara mereka yang membawa bendera Palestina poster bertuliskan "Free Palestine" dan "End Israel Apartheid."

Ilustrasi. Ratusan ribu warga di London, Inggris menggelar aksi unjuk rasa menyampaikan dukungannya untuk Palestina pada Sabtu (11/11). (REUTERS/TOBY MELVILLE)

Salah satu pedemo juga tampak membawa poster bertuliskan "Hentikan pembantaian!" Pedemo lain membawa poster bertuliskan "Stop the war coalition[hentikan koalisi perang]."

Israel melancarkan agresi ke Gaza sejak 7 Oktober. Mereka juga menyerang warga dan objek sipil seperti rumah sakit, sekolah, hingga tempat ibadah.

Imbas gempuran pasukan Zionis ini, lebih dari 11 ribu orang meninggal. Dari jumlah ini, sekitar 4 ribu di antaranya merupakan anak-anak.

Organisasi dan komunitas internasional berulang kali menyerukan gencatan senjata, tetapi desakan itu hingga kini belum terwujud.

Israel menolak gencatan senjata dan bersedia melakukannya jika semua sandera di Gaza dibebaskan. Sementara itu, sekutu dekatnya, Amerika Serikat, menolak seruan tersebut lantaran takut Hamas menyerang Israel.