bgibola 1 live

penyanyi 2d togel - Apakah Heli Presiden Iran Raisi yang Jatuh Dilengkapi Kotak Hitam?

2024-10-08 03:55:54

penyanyi 2d togel,linimasa everton vs bournemouth,penyanyi 2d togelJakarta, CNN Indonesia--

Kecelakaan helikopter yang menimpa Presiden Iran Ebrahim Raisi pada akhir pekan lalu turut menyoroti armada jenis Bell 212.

Jenis tersebut merupakan produksi sebuah perusahaan asal Amerika Serikat.

Banyak pihak yang masih bertanya-tanya terkait penyebab utama kecelakaan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tetapi, apakah sebenarnya helikopter jenis Bell 212 dilengkapi kotak hitam?

Helikopter sebagai kendaraan negara kerap menjadi solusi guna menjangkau daerah yang tidak bisa dilalui oleh kendaraan darat. Oleh sebab itu, banyak pemimpin negara yang mengandalkan helikopter karena dinilai efektif.

Melansir Firstpost, para pakar penerbangan mengungkapkan bahwa helikopter sebenarnya menjadi kendaraan yang relatif aman. Tingkat kecelakaan fatal juga disebut dalam angka rendah.

Namun, penggunaan helikopter sebagai kendaraan dinas sempat menuai kontroversi. Banyak pemimpin dunia yang celaka saat menggunakan helikopter untuk keperluan dinas.

Tidak ada kotak hitam dalam Bell 212

Dalam sebuah kecelakaan, black box menjadi benda yang sangat penting untuk membantu penyelidik mengungkap suatu kasus. Di dalam kotak hitam terdapat Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR).

Menurut ketentuan dari Federal Aviation Administration (FAA) pasal 135.152, FDR dan CVR merupakan bagian dari black box yang menjadi inti rekam jejak perjalanan suatu armada pesawat. Namun, peraturan tersebut tidak berlaku bagi armada pesawat yang diproduksi sebelum 1997.

Lihat Juga :
Kenapa Helikopter Sekelas Presiden Iran Pakai Teknologi Usang?

"Pesawat yang diproduksi sebelum 18 Agustus 1997, jenis pesawat berikut tidak perlu mematuhi bagian ini: Bell 212, Bell 214ST, Bell 412, Bell 412SP, Boeing Chinook (BV-234), Boeing/Kawasaki Vertol 107 (BV/KV- 107-II), deHavilland DHC-6, Eurocopter Puma 330J, Sikorsky 58, Sikorsky 61N, Sikorsky 76A," demikian tertulis dalam peraturan tersebut.

Oleh sebab itu, tidak semua pesawat memiliki kotak hitam untuk menyimpan data penerbangan. Bell 212 pun hanya bisa terlacak menggunakan data dari Global Positioning System (GPS) saja.

Transponder yang menjadi salah satu hal penting dalam pesawat itu juga disebut tak ada. Transponder merupakan perangkat untuk menunjukkan ketinggian dan lokasi, mirip dengan fungsi GPS.

Lihat Juga :
Fakta Turbulensi Singapore Airlines: Dugaan Awal hingga 1 Orang Tewas

"Namun, sayangnya, [menurut kami] kemungkinan besar sistem transponder dimatikan atau helikopter tidak punya," ujar Uraloglu seperti dikutip The Guardian, Senin (20/5).

Raisi dan rombongan dilaporkan menggunakan helikopter buatan Amerika Serikat, Bell 212. Pesawat ini pertama kali diperkenalkan di periode terakhir pemerintahan Iran pada 1976.

Sejumlah pengamat juga khawatir soal suku cadang atau pemeliharaan Bell 212, mengingat sanksi yang dijatuhkan AS.

Lihat Juga :
Kronologi Singapore Airlines Turbulensi Maut hingga Tewaskan 1 Orang

Sementara itu, mantan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyalahkan sanksi AS karena mempersulit pembelian suku cadang.

"[Kecelakaan itu] akan tercatat dalam daftar hitam kejahatan Amerika Serikat terhadap bangsa Iran," ujar Zarif.

Helikopter yang mengangkut Raisi dan rombongannya jatuh di Provinsi Azerbaijan Timur pada Minggu.

(val/bac)