bgibola 1 live

citi88 - Netanyahu soal AS Setop Kirim Senjata: Tetap Perang Walau Pakai Jari

2024-10-08 04:00:14

citi88,sigraslot,citi88Jakarta, CNN Indonesia--

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut akan terus memerangi musuh tanpa senjata yang disuplai Amerika Serikat (AS), meski hanya menggunakan dengan kuku-kuku jari.

Pernyataan Netanyahu ini merupakan respons atas ancaman Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kepada Israel. Biden mengancam akan menghentikan suplai senjata ke Israel bila tentara Zionis tersebut melakukan invasi besar ke Rafah, Jalur Gaza.

Merespon ancaman tersebut, Netanyahu menyinggung bagaimana Israel menang tanpa senjata pada perang di tahun 1948.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Netanyahu menyebut hal serupa juga akan dilakukan negaranya saat ini. Ia menyebut Israel akan tetap berperang meski hanya menggunakan kuku jari.

"Hari ini kami jauh lebih kuat," tutur Netanyahu.

"Kami bertekad dan kami bersatu untuk mengalahkan musuh kami dan mereka yang berusaha menghancurkan kami... Jika perlu, kami akan bertempur dengan kuku-kuku jari kami. Namun, kami memiliki lebih dari sekadar kuku," imbuhnya.

Juru Bicara militer Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari menyebut pasukannya memiliki persenjataan yang cukup untuk melaksanakan misi di Rafah.

"IDF memiliki persenjataan untuk misi-misi yang direncanakan, termasuk misi di Rafah. Kami memiliki apa yang kami butuhkan," katanya.

Pilihan Redaksi
  • Warga Miskin soal 'Hawa Neraka' di Filipina: Ruangan Seperti Oven
  • Bintang Porno Ungkap Alasan Bongkar Hubungan Intimnya dengan Trump
  • Israel Luncurkan Serangan Dekat Masjid di Rafah, 3 Tewas

Rafah tengah menjadi fokus utama invasi Israel di Gaza dalam beberapa waktu terakhir, usai Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar dari sayap ekstrem koalisinya untuk meluncurkan operasi darat skala penuh di kota tersebut untuk menumpas Hamas.

Operasi IDF di Rafah sendiri sejauh ini terbatas pada pinggiran timur kota dan perbatasan dengan Mesir.

Namun, warga Palestina tampak mulai meninggalkan tenda-tenda pengungsian di Rafah dalam jumlah besar selama tiga hari terakhir, seiring dengan ancaman serangan besar dari Israel.

Di sisi lain, AS memberikan dukungan yang tidak terlalu besar terhadap operasi IDF di Rafah. Pada Rabu (8/5), AS telah mengonfirmasi penundaan pengiriman bom seberat 900 dan 225 kilogram, karena khawatir IDF dapat menggunakannya di Rafah yang padat penduduk.



(lom/dna)