Presiden Mahmoud Abbas akan mempertimbangkan ulang hubungan dengan Amerika Serikatusai mereka memveto resolusi keanggotaan Palestina di PBB pekan lalu.

Abbas mengatakan langkah tersebut untuk memastikan perlindungan terhadap warga Palestina.

Lihat Juga : ANALISISBara Perang Iran-Israel, Bagaimana Posisi Negara-negara Arab?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dan mengikuti agenda rakyat Palestina ketimbang visi Amerika atau agenda kawasan," ujar dia.

Warga Palestina, kata Abbas, tak akan tersandera kebijakan yang terbukti gagal dan telah terekspos ke seluruh dunia.

Sikap pemerintah AS di PBB, lanjut dia, menimbulkan kemarahan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Lihat Juga : KILAS INTERNASIONALPerang di Perbatasan Myanmar-Thailand hingga Irak Luncurkan 5 Roket

"Tindakan itu berpotensi mendorong wilayah tersebut menuju ketidakstabilan, kekacauan, dan terorisme lebih lanjut," tegas dia.

Salah satu sumber Otoritas Palestina juga menyampaikan pernyataan serupa.

"Penundaan hubungan dengan AS adalah agenda kepemimpinan Palestina, dan itu sedang dipikirkan secara serius,' kata sumber itu, dikutip New Arab.

Abbas dan sumber Otoritas Palestina mengatakan keputusan soal hubungan dengan AS akan diambil dalam beberapa hari ke depan.

Pekan lalu, Dewan Keamanan PBB menggelar pemungutan suara untuk menentukan keanggotaan Palestina di Dewan Keamanan PBB.

Dari voting itu, dua abstain dan satu memveto yakni Amerika Serikat.

Lihat Juga : Presiden Iran Raisi usai Teheran Serang Israel: Ada Harapan Baru

Keputusan AS menimbulkan kemarahan bukan saja bagi warga Palestina, tapi nyaris di seluruh dunia.

Palestina mengajukan keanggotaan penuh di PBB pada Maret. Selama ini, mereka berstatus sebagai observer atau pengamat.

Untuk menjadi anggota penuh PBB, calon peserta harus mengantongi rekomendasi Dewan Keamanan dan keputusan Majelis Umum PBB.

Negara dengan status pengamat permanen bisa berpartisipasi dalam sebagian besar pertemuan di PBB dan punya akses ke hampir semua dokumen terkait. Namun, observer tetap tak punya hak untuk memilih atau voting.