bgibola 1 live

belimbing erek erek - Aset MIND ID Tembus Rp 260 Triliun, Hilirisasi Makin Kencang

2024-10-08 05:36:50

belimbing erek erek,jadwal bola psg,belimbing erek erek

Jakarta, CNBC Indonesia-Mining Industry Indonesia atau MIND ID terus membukukan kenaikan nilai aset. Kenaikan tersebut mencerminkan kinerja keuangan yang semakin sehat serta dampak positif dari program hilirisasi.

MIND ID merupakan BUMN holding industri pertambangan yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT INALUM, dan PT Timah Tbk.

Dalam kurun lima tahun terakhir, total aset MIND ID mengalami pertumbuhan hingga 57,22% dari Rp164,84 triliun pada 2019 menjadi Rp259,18 triliun pada 2023.

Sementara itu, compound annual growth rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan total aset grup MIND ID pada periode 2019 hingga 2023 tercatat sebesar 9,47%.

"Pertumbuhan aset ini merupakan hasil dari kinerja bersama seluruh Grup MIND ID. Kami konsisten menjalankan operasional dengan terus mencari peluang investasi baru untuk terus meningkatkan pertumbuhan aset yang sehat," tutur Corporate Secretary MIND ID, Heri Yusuf, dalam keterangan resminya.

Heri menambahkan MIND ID secara konsisten menciptakan fondasi yang kuat dalam mengelola kinerja operasi dan produksi sehingga mampu mendorong pertumbuhan aset secara berkelanjutan.

Heri menjelaskan kinerja keuangan juga didukung oleh pencapaian volume produksi dan penjualan yang sesuai dengan target di tengah fluktuasi harga komoditas di pasar global.
Dengan meningkatnya kebutuhan produk hilir dan industri mineral di dalam negeri, MIND ID telah menetapkan rencana investasi lanjutan yang juga bisa memperkuat aset Grup MIND ID.

"Semua langkah ini tentunya dilakukan dengan perencanaan dan eksekusi yang terukur, sehingga kami mampu memastikan setiap langkah strategis Grup MIND ID dapat memberikan dampak dan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran seluruh rakyat Indonesia," ujar Heri.

Investasi besar yang digenjot khususnya melalui pembangunan fasilitas pemurnian konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (FTPI) di Manyar, Gresik, dengan nilai investasi sekitar Rp58 triliun. Terdapat juga proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) di Mempawah, Kalimantan Barat dengan investasi sekitar Rp16 triliun.

Seperti diketahui, fasilitas smelter PT Freeport Indonesia (FTPI) resmi beroperasi pada pekan ini, Senin (23/9/2024) sementara itu injeksi bauksit perdana PT BAI dilakukan pada Selasa (24/9/2024).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendirilah yang langsung meresmikan fasilitas yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur serta injeksi perdana bauksit.

Sebagai catatan, MIND ID memiliki saham 51,2% dan sisanya dipegang Freeport-McMoRan (FCX) sementara PT Borneo Alumina Indonesia merupakan kerja sama antara PT Inalum dan PT Antam.

Selly Adriatika, Kadiv Institusional Relations MIND ID, menjelaskan peningkatan investasi MIND ID di PTFI utamanya disebabkan oleh peningkatan kepemilikan ekonomis MIND ID dari 18,72% pada 2022 menjadi 51,24% pada 2023.

Peningkatan aset tetap juga ditopang proyek SGAR SGAR Fase 1 ini milik PT Bornea Alumina Indonesia (BAI) serta penguatan posisi kas dan setarakasperusahaan.

Aset MIND ID Bakal Melonjak?

Aset MIND ID berpotensi kian bertambah seiring sejumlah proyek strategis.

Dalam beberapa tahun terakhir, MIND ID proaktif mengelola portofolio untuk mengoptimalkan pendapatan sekaligus memperkuat laba, ekuitas, dan aset.

Salah satu langkah proaktif yang dilakukan adalah dengan mengakuisisi aset pertambangan multinasional. Kebijakan ini pada akhirnya akan menguntungkan Indonesia karena hilirisasi akan mudah ditingkatkan sehingga nilai tambah mineral Indoensia semakin besar.  Dua akuisisi besar yang dilakukan adalah PT Freeport Indonesia dan PT Vale Indonesia.

Baca:
Freeport Hasilkan 1 Juta Ton Katoda & 50 Ton Emas, Ini Dia Pembelinya

Beberapa proyek strategis ke depan lainnya meliputi implementasi Proyek Dragon di PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dimana telah memasuki tahap joint venturedengan perusahaan baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terbesar asal China, yakni Cotemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL).

Proyek strategis lainnya yakni proyek PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang berfokus pada upaya mengatasi kendala angkutan logistik. PTBA proaktif mengembangkan solusi untuk mengatasi kendala ini dengan melakukan pengembangan kapasitas angkutan lainnya.

Selanjutnya, MIND ID melalui ANTM berupa Commodity Monetizing. Di antaranya, proyek EV Battery, Proyek Dragon dan proyek Titan yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan komoditas mineral dalam produksi baterai kendaraan listrik.

Kemudian, proyek Smelter Grade Alumina yang dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) atau "Mempawah Project". Proyek hasil konsorsium Antam dengan Inalum ini fokus pada pengembangan infrastruktur dan peningkatan nilai tambah komoditas mineral di wilayah Mempawah, Kalimantan Barat.

MIND ID juga mendorong akselerasi pembangunan transmisi 500 KV PLTU Sumsel 8 untuk memperkuat infrastruktur kelistrikan di provinsi itu. PTBA juga turut dalam proyek pengembangan bisnis turunan batu bara seperti anoda sheet, artificial graphite, dan MEG untuk meningkatkan nilai tambah dari emas hitam.

Fasilitas Smelter Gresik Beroperasi

Kenaikan laba MIND ID diperkirakan akan meningkat ke depan dengan beroperasinya fasilitas smelter di Gresik, Jawa Timur.

Fasilitas smelter tembaga terbesar di dunia tersebut bisa menambah kapasitas input produksi tembaga di Indonesia menjadi total 3 juta ton dengan hasil katoda tembaga sebesar 900 ribu ton per tahunnya.

Produksi katoda tembaga melalui smelter tersebut membuat Indonesia tidak lagi mengekspor konsentrat tembaga. Kebutuhan aluminium di Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 juta ton. 56% kebutuhan aluminium masih diimpor.

Total nilai investasi kumulatif untuk proyek smelter Manyar Gresik yang menempati lahan seluas 100 hektare itu menembus Rp 58 triliun.

Smelter ini diklaim sebagai desain single line terbesar di dunia. Smelter ini mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi hingga 1,7 juta ton setelah beroperasi penuh.

Produk katoda tembaga yang dihasilkan bisa mencapai 600.00-700.000 ton per tahun, menghasilkan 50 ton emas per tahun, dan 150-200 ton . Bahkan, selain menghasilkan produk katoda tembaga, smelter ini akan menghasilkan produk sampingan diantaranya produk yang terkandung dalam lumpur anoda yakni emas dan perak murni sebanyak 6 ribu ton per tahun.

Produk sampingan lainnya yaitu asam sulfat sebanyak 1,5 juta ton per tahun, terak tembaga sebanyak 1,3 juta ton per tahun, dan gipsum sebanyak 150 ribu ton per tahun.

Tak hanya itu, smelter juga mendorong lahirnya industri turunan katoda tembaga, seperti kabel hingga ekosistem kendaraan listrik (electrical vehicle/EV).

Smelter dilengkapi Unit Pemurnian Logam Mulia, Unit Oksigen, Unit Asam Sulfat dan Unit Desalinasi serta Unit Effluent and Waste Water Treatment Plant untuk mendukung pemanfaatan maksimal bahan baku, produk samping maupun limbah agar dapat mencapai high efficiency smelting and refining process.

Peran smelter di Gresik tidak hanya sebagai investasi ekonomi tetapi juga sebagai motor pertumbuhan, pusat investasi hingga berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakat sekitar.

Proyek pembangunan smelter juga menyerap 40.000 tenaga kerja saat konstruksi, yang terdiri dari 98% merupakan pekerja asli Indonesia dan 50% diantaranya adalah tenaga kerja lokal dari Jawa Timur. Penyerapan tenaga kerja saat smelter beroperasi diperkirakan menembus 2.000-3.000 orang.

(mae/mae) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">