bgibola 1 live

syair toto sidney - Saham BBRI Sentuh Rp 5.500, Transaksi Sudah Tembus Rp 1,11 T

2024-10-07 22:03:59

syair toto sidney,arahtogel login,syair toto sidney

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perbankan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang kapitalisasi pasarnya menjadi terbesar pertama yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terpantau kembali melesat pada perdagangan sesi II Kamis (19/9/2024).

Per pukul 13:45 WIB, saham BBRI melonjak 2,80% ke posisi harga Rp 5.500/unit. Pada sesi II hari ini, BBRI bergerak di rentang harga Rp 5.400 - Rp 5.500 per unit.

Secara pergerakan sahamnya, dalam sepekan terakhir, BBRI sudah melesat 5,8%, sedangkan selama sebulan terakhir melonjak 7,35%. Namun sepanjang tahun ini BBRI masih terkoreksi 4,37%.

Saham BBRI pada sesi II hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 23.894 kali dengan volume sebesar 203,12 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 1,11 triliun. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 829,79 triliun.

Baca:
Era Suku Bunga Tinggi Usai, Saham BBRI Tembus Rp5.500!

Hingga pukul 13:34 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 5.425/unit, menjadi antrean beli paling banyak di sesi II hari ini, yakni mencapai 145.532 lot atau sekitar Rp 79 miliar.

Sedangkan di order offer atau jual, di harga Rp 5.500/unit, menjadi antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 518.100 lot atau sekitar Rp 285 miliar.

Saham BBRI kembali bergairah setelah Bank Indonesia (BI) dan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya kemarin.

Berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada Selasa-Rabu lalu, BI memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 6,00%, dari sebelumnya di level 6,25%. Sementara suku bunga Deposit Facility juga dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.

Pemangkasan suku bunga ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. BI mengerek suku bunga sebesar 275 bp sepanjang Agustus 2022-April 2024, sebelum kemudian menahannya pada Mei, Juni, Juli, dan Agustus 2024.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI-Rate menjadi 6%," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam siaran pers pengumuman suku bunga acuan, Rabu (18/9/2024).

Konsensus CNBC Indonesiayang dihimpun dari 17 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di level 6,25%. Sementara terdapat dua institusi yang memperkirakan BI akan menurunkan suku bunganya sebesar 25 kali ini menjadi 6,00%.

Setelah BI memutuskan untuk memangkas BI rate, kemudian pada Kamis dini hari waktu Indonesia, kabar baik datang lagi dari The Fed, di mana bank sentral Negeri Paman Sam tersebut memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya. Bahkan yang lebih mengejutkan, pemangkasan kali ini cukup besar atau hard landingyakni sebesar 50 bp menjadi 4,75-5,0%.

Pemangkasan sebesar 50 bp lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bp. Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bp sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih.

The Fed meyakini inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran mereka di angka 2% sehingga mereka akhirnya memilih untuk memangkas suku bunga. Namun, faktor utama dari pemangkasan sebesar 50 bp adalah tingkat pengangguran AS yang melambung.

Baca:
Era Suku Bunga Tinggi Usai, BBRI Siap Terbang Tinggi

"Mengingat kemajuan dalam inflasi dan keseimbangan risiko, Komite memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 bp," tulis The Fed dalam website resmi mereka.

Dengan BI dan The Fed yang memangkas suku bunga acuannya kemarin, maka era suku bunga tinggi sudah mulai berakhir. Alhasil, saham perbankan cenderung diuntungkan karena dengan rendahnya tingkat suku bunga, maka berpotensi akan diikuti oleh penurunan suku bunga kredit.

Jika bunga kredit semakin rendah, maka perbankan dapat lebih mudah menyalurkan kreditnya karena masyarakat semakin tertarik untuk mengambil kredit.

Di lain sisi, hingga akhir Juli 2024, BBRI mencatatkan laba bersih mencapai Rp31,41 triliun di sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini. Capaian tersebut tumbuh 1,79% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Melansir laporan keuangan BBRI, laba bersih 2024 mengalami tekanan dari beban bunga dan biaya provisi yang masih tinggi. Meski begitu, kredit yang disalurkan tetap tumbuh positif, 8,59% yoy menjadi Rp 1.203 triliun.

Alhasil, pendapatan dari bunga juga meningkat 14,46% yoy menjadi Rp 94,60 triliun, meskipun mendapat tekanan dari beban bunga yang melonjak 47,46% yoy menjadi Rp 30,32 triliun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Video: Cukai Rokok Batal Naik, Simak Pergerakan Saham Emitennya!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Saham BRI (BBRI) Ngamuk & Kembali Ke Rp 5.000-an Lagi