Keadaan di Timur Tengah masih memanas usai Israeldan Iransaling melakukan serangan.

Serangan oleh Israel terhadap salah satu Konsulat Jenderal Iran di Damaskus, Suriah membuat Garda Revolusi Iran menggempur markas militer Israel pada Sabtu (13/4).

Tindakan kedua negara yang mendasari atas pembelaan diri menuai kontroversi dan peringatan dari komunitas internasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyerangan Israel terhadap Konjen Iran di Damaskus

Israel melancarkan serangan terhadap Konsulat Jenderal Iran yang terletak di Damaskus, Suriah pada Senin (1/4).

Terdapat 16 orang tewas akibat serangan tersebut, termasuk dua Komandan senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).

Serangan Israel ini menjadi sebab utama dari perilaku Iran yang menggempur pangkalan militer Tel Aviv pada Sabtu (13/4) lalu.

Serangan Garda Revolusi Iran ke Israel

Garda Revolusi Iran (IRGC) mulai melepaskan serangan pesawat nirawak (drone) hingga rudal balistik ke Israel pada Sabtu (13/4).

Serangan yang melibatkan lebih dari 300 drone hingga rudal balistik ke pangkalan militer Israel merupakan tindakan balasan Tel Aviv yang menyerang Konjen Iran di Damaskus pada awal April lalu.

Tindakan Teheran membuat hubungan politik di Timur Tengah kian memanas. Beberapa wilayah yang dilewati oleh proyektil tersebut membuat sirine peringatan bergema di langit.

Israel minta DK PBB rapat bahas serangan Iran

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera menggelar rapat untuk merespon serangan Iran ke Israel pada Minggu (14/4).

Israel yang kian panik turut meminta DK PB melalui sebuah surat resmi untuk menggelar rapat darurat guna mengutuk serangan Iran.

Negara-negara Barat pun berlomba untuk mengecam tindakan Iran yang disinyalir dapat memicu eskalasi lebih lanjut.

Keterlibatan negara sekutu Israel

Keterlibatan negara sekutu seperti AS, Inggris, Prancis, hingga Yordania turut menjadi sorotan.

Pasalnya, Israel mengklaim bahwa pihaknya telah berhasil menghalau 99 persen serangan udara Iran.

Seperti Yordania yang membantu Israel untuk menumpas berbagai rudal yang masuk ke dalam wilayah udaranya. Namun, Amman membenarkan bahwa tindakannya hanya sebatas untuk menjaga kedaulatan negaranya dan bukan untuk terjun membela Israel melawan Iran.

Lihat Juga : Usai Menlu China, Eks PM Inggris Tony Blair ke Istana Temui Jokowi

Israel ketok palu soal rencana balas Iran

Israel dilaporkan telah memutuskan rencana balas dendam terhadap Iran dan proksinya usai kabinet perang menggelar rapat darurat kelima kali sejak serangan Teheran berlangsung pada akhir pekan lalu.

Sejumlah sumber israel menguatkan bahwa Israel serius dalam menanggapi gempuran IRGC yang menargetkan pangkalan militernya.

Namun, Tel Aviv disebut masih berupaya untuk mencegah eskalasi perang yang meluas di Timur Tengah.

Hingga kini, Israel tengah mengalami dilema kuat untuk merespon tindakan Iran. Ketegangan pun dapat meningkat jika Israel resmi menyerang Teheran dapat menjadi peringatan besar bagi komunitas internasional.

Putin Ikut 'Girang' Iran Tembak Rudal ke Israel: Hukum Agresor

Presiden Rusia Vladimir Putin memuji serangan balasan Iran ke Israel yang berlangsung pada Sabtu (13/4) lalu.

Pujian Putin terlontar saat berbicara via telepon dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Selasa (16/4).

"Presiden Rusia Vladimir Putin mengapresiasi respons Iran terhadap serangan Zionis ke gedung konsulat di Damaskus [Suriah]," demikian laporan media pemerintah Iran, IRNA.

Putin, dalam laporan itu, juga menggambarkan tindakan tersebut sebagai langkah terbaik "untuk menghukum agresor dan menunjukkan kebijaksanaan dan rasionalitas pemimpin Iran."

Israel 'Ngeyel' Mau Balas Iran Meski Sudah Diwanti-wanti Barat

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan negaranya bakal tetap membalas serangan Iran pada akhir pekan lalu, meskipun negara-negara Barat sudah mewanti-wanti untuk tidak memperkeruh situasi.

Netanyahu berujar Israel yang akan memutuskan bagaimana mereka bakal membalas Iran.

"Saya ingin menegaskan, kami akan membuat keputusan kami sendiri dan Israel akan melakukan semua hal yang diperlukan untuk mempertahankan diri," kata Netanyahu saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Annalena Baerbock serta Menlu Inggris David Cameron.

Baerbock dan Cameron terbang ke Israel sebelum melakukan pertemuan menteri luar negeri G7 di Capri, Italia, pada 17-19 April. Lawatan tersebut untuk memastikan konflik Iran dan Israel tak berubah menjadi konflik regional.

--

Catatan redaksi:Judul berita diubah pada 09.25 WIB untuk menghindari kesalahpahaman terjadi serangan baru Israel ke Konjen Iran.