Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan lebih memilih blusukan daripada menemui Menteri Luar Negeri Amerika SerikatAnthony Blinken di Ankara, Turki, pada Senin (6/11).

Erdogan melakukan perjalanan ke wilayah timur laut Turki dan membiarkan Blinken bertemu Menlu Hakan Fidan. Kedua diplomat ini bertemu selama dua setengah jam.

Lihat Juga : Ikon Perlawanan Palestina Ahed Tamimi Ditangkap Pasukan Israel

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia kemudian berujar, "Turki mengetahui hal ini. Itu sebabnya dia mendapat sambutan dingin."

[Gambas:Video CNN]

Lawatan Blinken ke Turki berlangsung usai pertemuan tegang dengan para pemimpin Arab di Irak, Palestina, dan Yordania, selama akhir pekan.

Para pemimpin negara Arab frustrasi atas sikap AS yang mendukung penuh Israel dan menolak gencatan senjata.

Lihat Juga : Rudal Iron Dome Israel Malafungsi, Berbalik Hajar Tel Aviv

Selama perang di Gaza pecah, Erdogan mencoba untuk memposisikan diri sebagai perantara untuk menghentikan kekerasan.

Turki memiliki sikap yang jelas soal Palestina, terutama di perang kali ini. Mereka mengecam Israel dan menyebut aksi di Gaza sebagai kejahatan perang.

Erdogan bahkan sempat mengatakan Turki bekerja di balik layar dengan sekutu regionalnya untuk menerapkan gencatan senjata serta mengamankan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Lihat Juga : ANALISISKenapa Tak Ada Sanksi dan Embargo untuk Israel?

"Prioritas kami adalah segera mewujudkan gencatan senjata kemanusiaan," kata Erdogan pada pekan lalu.

Turki, lanjut dia, sedang mengerjakan mekanisme baru yang "akan menjamin keamanan semua orang, terlepas dari apakah mereka Muslim, Kristen, atau Yahudi."