Pasukan Ukrainadisebut menggunakan senjata baru yang disebut "drone naga" dalam beberapa minggu terakhir, untuk melancarkan serangannya ke Rusia.

Ukraina diduga menggunakan pesawat nirawak atau drone yang dirancang untuk menyemprotkan semacam zat pembakar ke tanah, yang berpotensi menimbulkan kebakaran dan kerusakan pada personel hingga perangkat keras militer.

Lihat Juga : Timor Leste Banjir Kritik usai Gelontor Rp185 M Sambut Paus Fransiskus

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Amerika, misalnya, menggunakannya (drone naga) di Vietnam, dan juga digunakan dalam perang lainnya," ungkapnya, dikutip dari Sputnik.

Lihat Juga : Ambisi Kim Jong Un Tambah Kekuatan Senjata Nuklir Korea Utara

"Drone naga" pada dasarnya digunakan sebagai penyembur api di udara setelah mencapai target. Pesawat nirawak itu terbang rendah lalu menyebarkan campuran pembakar yang bekerja seperti napalm.

Leonkov juga membandingkan kemiripan antara taktik baru Ukraina ini dengan penggunaan senjata pembakar oleh Jerman selama era Perang Dunia I dan oleh Nazi pada Perang Dunia II.

"Orang Amerika menjadi yang pertama setelah Nazi, yang menggunakan campuran bahan pembakar secara massal. Di Vietnam, mereka menggunakan napalm untuk membakar desa-desa dan hutan serta ladang di sekitarnya," ungkapnya.

Akhir pekan lalu, kebakaran besar terjadi usai pasukan Ukraina menyerang pabrik amunisi Rusia di Voronezh.

Serangan yang dilakukan Ukraina dengan drone itu, menyebabkan kebakaran hebat yang menjalar ke alat-alat peledak hingga memicu ledakan.

Seorang sumber di Dinas Keamanan Ukraina mengatakan Kyiv menargetkan lapangan terbang militer Rusia, pabrik amunisi, serta fasilitas infrastruktur dalam serangan itu.