Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memerintahkan Angkatan Bersenjata untuk "mempelajari taktik musuh" di tengah situasi panas di Timur Tengah.

Pernyataan Khamenei diungkapkan beberapa hari setelah serangan drone Israel ke kota nuklir Isfahan di Iran, pada Jumat (19/4).

Lihat Juga : Netanyahu Tuduh Ada Pengkhianat di Tim Negosiator Israel ke Hamas

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khamenei enggan menyinggung berbagai opini di masyarakat, yang menyebut serangan drone dan rudal itu tak tepat sasaran. Khamenei juga disebut secara diam-diam mengakui hanya sedikit proyektil Iran yang benar-benar berhasil mencapai sasaran.

"Perdebatan pihak lain mengenai berapa banyak rudal yang ditembakkan, berapa banyak yang mengenai sasaran dan berapa yang tidak, ini adalah hal yang tidak terlalu penting," kata Khamenei, dikutip Times of Israel.

Dia mengatakan, "Isu utamanya adalah menonjolnya bangsa dan militer Iran di kancah internasional. Inilah yang penting."

Lihat Juga : Wali Kota Muslim London Desak PM Inggris Serukan Gencatan di Gaza

Serangan Israel pada Jumat pekan lalu disebut menghancurkan sistem radar pertahanan udara S-300 buatan Rusia. Sistem radar ini merupakan salah satu sistem untuk melindungi situs nuklir rahasia Natanz di Iran tengah.

Menanggapi serangan drone itu, Teheran menyebutnya sebagai serangan gagal yang hanya menggunakan tiga quadcopter mainan. Iran juga sejauh ini menyatakan tidak mempunyai rencana untuk melakukan balasan.

Aksi saling serang Iran-Israel ini dipicu oleh serangan rudal pasukan Zionis ke gedung konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April lalu. Serangan tersebut menewaskan tujuh pejabat Korps Garda Revolusi Iran, di mana dua di antaranya merupakan komandan senior.