vanuatu vs micronesia - 6 Jurus Pertamina Menjawab Tantangan Zaman
2024-10-08 00:19:41
Jakarta, CNBC Indonesia -PT Pertamina (Persero) membeberkan enam langkah strategi perusahaan dalam mendorong pengurangan emisi karbon khususnya di Indonesia. Langkah itu bertujuan untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) di tahun 2060 atau lebih cepat.
SVP Business DevelopmentPertamina, Wisnu Medan Santoso mengatakan, pihaknya sedang menuju ke arah pemanfaatan energi yang lebih 'bersih' atau energi rendah karbon dengan memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT) dalam negeri.
"Nah ini tentu berangkat dari komitmen Indonesia di Paris Agreement yang sudah diratifikasi ke Undang-undang, mencakup 5 sektor utama yang jadi target pengurangan emisi. Salah satunya energi penyumbang emisi 20% atau 30%, cukup signifikan, ini yang jadi tanggung jawab Pertamina untuk kita kurangi. Itu ke arah target-target NDC kita," jelas Wisnu dalam acara Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas, di Sarinah Jakarta, Selasa (10/9/2024).
Baca:PGE Kenalkan Paradigma Baru Pengembangan Energi Panas Bumi |
Hal pertamayang dilakukan Pertamina adalah: Melakukan dekarbonisasi dari kegiatan operasi perusahaan yang saat ini Pertamina sendiri masih menyediakan sumber energi basis fosil.
Kedua,Pertamina akan membangun bisnis yang dengan emisi karbon yang lebih rendah. Hal itu dilakukan agar perusahaan bisa menurunkan jejak karbon yang dihasilkan perusahaan.
"Sehingga perlahan-lahan bisnis kita yang lebih padat di bisnis fosil kita mulai diversifikasi dengan renewable atau bisnis yang jejak karbonnya lebih sedikit sehingga pelan-pelan kita kurangi jejak karbon dari scope 3 kita," papar Wisnu.
Ketiga, memanfaatkan teknologi penangkapan karbon atau melalui Carbon Capture and Storage(CCS) dengan tujuan menjaga temperatur bumi.
Keempat, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) termasuk PT PLN (Persero) juga menggencarkan bisnis terkait dengan ekosistem baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
Kelima, bisnis lain yang memiliki emisi rendah juga digencarkan oleh pihaknya yakni melalui pengembangan hidrogen, amonia, dan bahan bakar sintesis. "Ini bisnis yang akan jadi tren ke depan karena konsumen di luar itu berkenan membayar premi untuk membayar," beber Wisnu.
Keenam, menggencarkan bisnis karbon untuk melakukan dekarbonisasi dengan menjual carbon credit ke negara lain.
"Kadang ada negara yang melakukan dekarbonisasinya bisa lebih murah dan efisien, carbon creditnya bisa diperdagangkan ke negara-negara industri yang mungkin kalau mereka melakukan itu bisa lebih mahal," tegas Wisnu.
(pgr/pgr) Saksikan video di bawah ini:
