bgibola 1 live

gigi copot togel 2d - Ahli Ungkap Manusia Sudah Tinggal di Raja Ampat 55 Ribu Tahun Lalu

2024-10-09 21:16:06

gigi copot togel 2d,togel ular kecil,gigi copot togel 2dJakarta, CNN Indonesia--

Sebuah studibaru mengungkap manusia sudah tinggal di Raja Ampat, Papua, sejak 55 ribu tahun lalu.

Studi yang diterbitkan oleh Cambridge University Press tersebut memberikan bukti langsung bahwa para pelaut telah melakukan perjalanan di sepanjang garis khatulistiwa untuk mencapai pulau-pulau di lepas pantai Papua sebelah barat lebih dari 50 ribu tahun yang lalu.

Penelitian lapangan arkeologi di Pulau Waigeo di kepulauan Raja Ampat, Papua bagian barat, ini merupakan kolaborasi internasional pertama yang melibatkan para akademisi dari Selandia Baru, Papua Barat, Indonesia, dan sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam bahasa lokal Ambel, Mololo berarti tempat bertemunya arus, yang dinamai sesuai dengan perairan berombak dan pusaran air besar di selat di dekatnya.

Penggalian di gua tersebut menemukan beberapa lapisan pekerjaan manusia yang terkait dengan artefak batu, tulang belulang hewan, kerang, dan arang. Temuan ini diduga sisa-sisa fisik yang dibuang oleh manusia purba yang tinggal di gua tersebut.

Temuan arkeologi semacam ini disebut jarang ditemukan pada lapisan terdalam. Namun, penanggalan radiokarbon dari University of Oxford dan University of Waikato menunjukkan temuan tersebut setidaknya berusia 55 ribu tahun.

Lihat Juga :
Ahli BRIN Ungkap Peradaban Kuno RI yang Lampaui Mesopotamia
Sebuah studi baru mengungkap jejak kehidupan manusia di dekat wilayah Papua sudah ada sejak 55 ribu tahun lalu.Artefak-artefak yang diduga jejak kehidupan manusia di wilayah Papua. (Foto: Cambridge University Press)

Artinya, manusia telah tinggal di Mololo pada 55 ribu tahun lalu.

Dikutip dari LiveScience, temuan utama dari penggalian tersebut adalah sebuah artefak resin pohon yang dibuat masa tersebut. Ini adalah contoh paling awal dari resin yang digunakan oleh orang-orang di luar Afrika.

Temuan tersebut menunjukkan kemampuan yang dikembangkan manusia untuk hidup di hutan hujan.

Analisis pemindaian-elektron mikroskop mengindikasikan artefak tersebut diproduksi dalam beberapa tahap.

Pertama, kulit pohon penghasil resin atau getah ditebang dan dibiarkan menetes ke batang dan mengeras. Kemudian resin yang telah mengeras tersebut dipatahkan dan dibentuk menjadi sebuah benda.

Fungsi dari artefak ini tidak diketahui, tetapi mungkin digunakan sebagai sumber bahan bakar untuk menyalakan api di dalam gua.

Damar serupa dikumpulkan selama abad ke-20 di sekitar Papua Barat dan digunakan untuk menyalakan api sebelum gas dan penerangan listrik diperkenalkan.

Selain resin, penelitian terhadap tulang-belulang hewan dari Mololo mengindikasikan bahwa orang-orang di masa tersebut berburu burung-burung yang hidup di tanah, hewan berkantung, dan kemungkinan megabats.

Lihat Juga :
Pakar Ungkap Peradaban Manusia yang Paling Bertahan Lama
Sebuah studi baru mengungkap jejak kehidupan manusia di dekat wilayah Papua sudah ada sejak 55 ribu tahun lalu.Temuan-temuan artefak lainnya di sekitar Raja Ampat. (Foto: Cambridge University Press)

Meski Pulau Waigeo merupakan rumah bagi hewan-hewan kecil yang sulit ditangkap, orang-orang beradaptasi dengan menggunakan sumber daya hutan hujan di samping makanan yang tersedia di pesisir pantai.

Hal ini merupakan contoh penting dari adaptasi dan fleksibilitas manusia dalam kondisi yang menantang.

Temuan ini potensial menjadi salah satu bukti peradaban manusia yang tertua di dunia, di samping gua berlukis di Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.

[Gambas:Video CNN]



 

(lom/arh)